Rabu, 11 Desember 2013

Flores: Pulau Komodo



Pada tahun 1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn van Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti.
Tahun 2009, Taman Nasional Komodo dinobatkan menjadi finalis "New Seven Wonders of Nature" yang baru diumumkan pada tahun 2010 melalui voting secara online di www.N7W.com.Pada tanggal 11 November 2011, New 7 Wonders telah mengumumkan pemenang sementara, dan Taman Nasional Komodo masuk kedalam jajaran pemenang tersebut bersama dengan, Hutan Amazon, Teluk Halong, Air Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa, dan Table Mountain. Taman Nasional Komodo mendapatkan suara terbanyak
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.
Pulau Komodo juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang
Para wisatawan, baik lokal dan mancanegara, sering berkunjung ke Pulau Komodo. Terlebih bagi wisatawan yang memang gemar bertualang di tempat terbuka. Dikabarkan, ada sekitar 2.800 wisatawan yang berkunjung dari awal tahun 2008 hingga bulan Juni 2008. Kebanyakan dari mereka berasal dari luar negeri. Antara lain dari Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Prancis, Inggris, Australia, dan Rusia. Keindahan alam Pulau Komodo tercermin dari kondisi hutan yang asri. Termasuk juga hutan bakaunya. Hutan bakau menjadi salah satu keistimewaan Pulau Komodo. Mengapa demikian? Sebab hutan itu tetap terlihat hijau meski musim kemarau tiba. Keindahan panorama alam Pulau Komodo, juga terlihat di daerah pesisir pantai dan lautnya. Kondisi air laut di perairan Pulau Komodo, jernih. Keindahan biota di laut juga tak kalah memukaunya dengan panorama darat. Nah, agar kelestarian pulau itu tetap terjaga, Pemerintah Indonesia menjadikannya taman nasional. Peresmiannya dilakukan pada tahun 1980. Nama taman nasional itu adalah Taman Nasional Komodo (TNK). Untuk diketahui, selain Pulau Komodo, wilayah TNK juga meliputi Pulau Rinca dan Pulau Padar. Luas wilayah TNK sekitar 1817 kilometer persegi. Taman nasional ini berfungsi untuk melindungi hewan komodo beserta lingkungan hidupnya. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kehadiran Taman Nasional Komodo yang menjadi salah satu nominator kompetisi voting populer “New 7 Wonder” saat ini cukup mengundang daya tarik. Kontroversi yang menyertai ajang tersebut tentu sama sekali tidak berpengaruh pada upaya-upaya intensif untuk terus menjaga kelestarian taman yang pada 1986 ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia. Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo. Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.
Komodo yang dikenal dengan nama ilmiah Varanus komodoensis adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Oleh penduduk setempat, komodo kerap disebut Ora. Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup. Komodo ditemukan pada 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional didirikan untuk melindungi mereka. Sebenarnya daya tarik Taman Nasional Komodo tidak semata-mata oleh kehadiran Komodo belaka. Seperti yang saya kutip dari situs resmi Kementerian Kehutanan yang mengelola situs Taman Nasional Komodo ini, panorama savana dan pemandangan bawah laut merupakan daya tarik pendukung yang potensial.
Kalau biasanya kita bermain di pantai yang berpasir cokelat atau putih, kali ini kita akan menemukan pantai dengan pasir berwarna pink! Hanya ada 7 buah pantai berpasir pink di dunia ini, salah satunya di Pulau Komodo. Pasir pink ini berkat campuran pasir putih dan merah. Warna merah sendiri konon katanya berasal dari serpihan koral merah yang hancur. Yang jelas, pantai ini masih sangat bersih dan indah.

Di sini kita bisa melihat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia. Selain itu, buat kita yang hobi snorkeling, di sini juga surganya ikan dan terumbu karang. Setidaknya terdapat 253 spesies karang pembentuk terumbu, 70 spesies sponge, dan 1.000 spesies ikan. Di sanalah tempat hidup dugong, hiu, 14 jenis paus, lumba-lumba, dan kura-kura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar