Rabu, 18 Desember 2013

Tanjung Bira Makassar


Salah satu pantai cantik nan eksotis yang dimiliki Indonesia adalah Pantai Tanjung Bira yang terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Kawasan pantai ini tergolong cukup bersih dengan penataan yang sudah cukup baik. Berbeda dengan pantai pasir putih lainnya yang biasanya memiliki tekstur pasir yang sedikit kasar, hamparan pasir putih di pantai ini memiliki tekstur sangat lembut seperti tepung. Air lautnya yang berwarna biru muda juga cukup jernih dipadu dengan panorama sekitar yang menawan. Banyak wisatawan baik mancanegara maupun dalam negeri yang berkunjung ke pantai ini.


Kawasan pantai ini memang sudah terkelola dengan cukup baik dan terbagi menjadi dua sisi pantai, yakni sisi barat serta sisi timur. Namun kebanyakan wisatawan lebih menyukai menikmati sisi pantai bagian barat daripada sisi timur. Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan di sini, salah satunya adalah snorkeling maupun diving sembari menikmati keindahan bawah lautnya di beberapa spot yang ada di pantai ini. Salah satu spot terbaiknya adalah di sekitar Pulau Liukang Loe, yakni sebuah pulau kecil yang terletak di seberang barat Pantai Tanjung Bira.
Untuk menuju ke Pulau Liukang Loe, Anda bisa menggunakan perahu yang banyak disewakan di pantai ini. Selain itu, di pantai ini juga tersedia tempat penyewaan perlengkapan menyelam. Bagi Anda yang ingin menikmati keindahan kawasan pantai ini dalam waktu yang lama, tersedia juga beberapa vila, bungalow maupun hotel yang bisa Anda sewa. Tidak hanya itu saja, beberapa rumah makan maupun restoran dengan sajian makanan khas setempat pun bisa Anda dapatkan di sini. Dari pusat kota Makassar, Pantai Tanjung Bira ini berjarak sekitar 200 kilometer. Anda bisa mengambil penerbangan dengan rute yang menuju ke Bandara Hasanuddin, Makassar. Dari bandara, Anda dapat menggunakan transportasi umum seperti taksi untuk menuju ke Terminal Malengkeri. Dari Terminal Malengkeri, perjalanan dilanjutkan menggunakan bus yang menuju ke arah Bulukumba dan kemudian disambung dengan menggunakan angkutan kota yang disebut dengan pete-pete untuk menuju ke Pantai Tanjung Bira. Transportasi umum yang ada di kawasan Pantai Tanjung Bira biasanya hanya beroperasi hingga sore hari. Jadi Anda harus benar-benar merencanakan perjalanan Anda.

Bangka Belitung


Provinsi Bangka Belitung merupakan sebuah kepulauan dengan potensi pariwisata yang sangat besar terutama wisata bahari. Pantai di sini sangatlah unik dengan batu-batu berukuran raksasa dan pasir putih serta air yang jernih jauh dari polusi kota besar serta air laut yang nyaris tanpa ombak. Bangka Belitung juga dikenal sebagai negeri Laskar Pelangi.

Provinsi bangka belitung juga sudah dilengkapi oleh sarana dan prasarana penunjang wisata yang memadai seperti Hotel, Villla, Penginapan dan sarana lainnya sepertiRestaurant / Rumah Makan.


Pangkal Pinang
Sebagai ibukota provinsi sekaligus sebagai pintu gerbang provinsi Bangka-Belitung, kota Pangkalpinang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pemukiman penduduk, pusat perdagangan, industri, pusat pelayanan sosial (pendidikan dan kesehatan), pusat distribusi barang dan jasa, pusat administrasi penambangan timah dan pusat lembaga keuangan. Pangkalpinang juga memiliki fasilitas penunjang pariwisata yang cukup lengkap seperti Restauran,  Hotel, agen perjalanan dan tempat wisata hiburan.



Berikut adalah beberapa tempat wisata yang dapat anda kunjungi di Kota Pangkalpinang: Pantai Pasir Padi, Bukit Intan Golf, Bangka Botanocal Garden, Rumah Residen, Museum Timah dan lainnya.

Kota Bangka
Sebagai kota antai, Sungailiat memiliki alam laut yang sangat indah di timur kota. Pantai yang menghadap ke ujung selatan lau china selatan dan selat karimata ini telah berkembang menjadi resort wisata yang representatif. Hotel, pondok-pondok wisata sampai dengan rumah makan dan losmen / home stay tumbuh subur di sini.



Pantai Matras, sekitar 7 Km dari pusat kota Sungailiat adalah pantai paling populer di daerah ini sejak lama. Pantai Parai Tenggiri atau Rock Island, penuh tebaran batu-batu karang dan geranit yang memberikan keunikan tersendiri. Pantai Tanjung Pesona yang berjarak sekitar 9 km dari kota juga tidak kalah eksotis dengan objek-objek lain. Masih terdapat beberapa objek wisata pantai yang lain, serta tidak lupa wisata sumber air panas Tirta Tapta yang berjarak sekitar 20 km dari pusat kota.


Bangka Barat
Bangka Barat memiliki sejarah nasional dan internasional di Mentok, mulai dari tragedi Vyner Brooke, hingga pengakuan dunia atas kedaulatan RI yang bermuara dari pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta di Mentok.

Sebuah mercusuar yang berdiri tegar kokoh di Tanjung Kalian adalah sebuah sarana penyelamat lalulintas kapal yang dibangun oleh pemerintah Belanda pada taun 1862. Mercusuar ini memiliki ketinggian lebih kurang 65 M dan terdiri dari 16 lantai. Dari atas menara kita dapat melihat keindahan sekeliling antara lain sebelah barat tampak pantai Tanjung Kalian dengan pasir putih sepanjang 5 km, ke sebalah timur tampak pelabuhan tua kota Mentok,. Jangkauan cahaya mercusuar ini di waktu malam dapat mencapai jarak 5 Km.

Beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi di Bangka Barat antara lain: Pasanggrahan Gunung Menumbing dan Pantai Pasir Kuning


Bangka Tengah.
Sebelum memasuki pantai Koba dari arah Pangkalpinang, daerah wisata yang dapat anda kunjungi adalah desa nelayan Kurau yang mayoritas menghuninya adalah masyarakat Bugis, dan tetangganya desa Penyak.
Sebagai daerah transisi, kabupaten Bangka Tengah (Koba) merupakan penghubung antar daerah di Bangka. Memliki fasilitas bandar udara di Pangkalan Baru, dan pelabuhan yang cukup ramai di daerah Sungai Selan. Selain itu bangka tengah juga memiliki sentra perkebunan lada serta potensi pertanian lainnya.


Beberapa objek wisata yang dapat anda kunjungi antara lain: Pantai Penyak, Pantai Batu Beriga, Pantai Sumur Tujuh, Pantai Tanah Merah dan pantai Tanjung Langka.


Bangka Selatan
Kabupaten Bangka Selatan beribu kota di Toboali, kota ini sudah terkenal sejak dahulu sebagai pusat perekonomian di wilayah selatan pulau Bangka.
Sejarah melukiskan bahwa bangsa portugis pernah singgah di Toboali, mereka membangun benteng untuk melindungi diri dari serangan bajak laut, peninggalan benteng ini masih dapat dilihat di kelurahan Tanjung Ketapang, atau berjarak sekitar 10 menit perjalanan dari pusat kota Toboali.

Beberapa objek wisata yang dapat anda kunjungi di daerah Bangka Selatan antara lain Terumbu karang Lepar Pongok, Pantai Tanjung Kerasak, Pantai Batu Berdaun Rajik dan Pantai Pulau Selagen.


Belitung
Kabupaten Belitung memiliki pesona pantai yang unik dengan baru-batu berukuran besar yang tersebar di pantai. Mengunjungi pantai dengan batu berukuran raksasa seperti ini akan memberikan nuansa dan pengalaman tersendiri yang tidak bisa didapatkan di tempat lain.



Selain keindahan alam, Blitung juga memiliki potensi budaya dan sejarah yang menarik. Beberapa objek wisata yang dapat anda kunjungi di pulau Belitung antara lain: Pulau Lengkuas, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Pendam, Desa Nelayan Tanjung Binga, Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Bukit Berahu. Sedangkan pantai dengan batu-batu besar dengan formasi yang unik yang dapat anda kunjungi antara lain : Pantai Tanjung Kelayang, Pulau Babi, Pulau Batu Berlayar dan Tanjung Tinggi.


Editor : I Made Asdhiana

Raja Ampat


Bila anda menginginkan sebuah pengalaman wisata yang fantastis dan tidak akan terlupakan sepanjang hidup anda, maka anda sudah berada di halaman website yang tepat. Raja Ampat merupakan tujuan wisata yang memiliki hampir semua alasan untuk datang mengunjunginya. Dari titik tertinggi di langit sampai ke dasar lautan, Raja Ampat memiliki pesona yang mampu membuat siapa saja terpukau akan keindahannya. Bila ada suatu tempat wisata yang harus dikunjungi paling tidak sekali dalam umur hidup anda, maka Raja Ampat adalah salah satunya.


            Raja Ampat atau 'Empat Raja' adalah nama yang diberikan untuk pulau-pulau ini. Sebuah nama yang berasal dari mitos lokal. Empat pulau utama yang dimaksud itu adalah Waigeo, Salawati, Batanta, Misool yang merupakan penghasil lukisan batu kuno.
Pecinta wisata bawah laut dari seluruh dunia datang ke Raja Ampat untuk menikmati pemandangan bawah laut terbaik di dunia yang mengagumkan. Dua hari sebelumnya, saat Anda berada di Bali yang ramai sekaligus sakral berbalut seni maka naiklah pesawat menuju ujung kepala burung Pulau Papua. Selanjutnya, bersiaplah untuk sebuah petualangan yang takkan terlupakan. Mulailah tur Anda dari sini dengan menyelam di bawah lautnya yang paling indah. Jelajahilah dinding bawah laut yang vertical itu. Rasakan juga ketegangan menyelamnya, berdebar-debar saat terombang-ambing arus laut. Itu pastinya akan menjadi pengalaman pribadi yang tak terlupakan di Raja Ampat.
Wilayah pulau-pulau di Raja Ampat sangatlah luas, mencakup 4,6 juta hektar tanah dan laut. Di sinilah rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, serta 700 jenis moluska. Kekayaan biota ini telah menjadikan Raja Ampat sebagai perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan biota laut paling beragam di dunia. Bahkan, menurut laporan The Nature Conservancy dan Conservation International, ada sekitar 75% spesies laut dunia tinggal di pulau yang menakjubkan ini.

SURGA TERAKHIR DI DUNIA
               
Surga Terakhir di Dunia, itulah julukan yang diberikan kepada Kepulauan Raja Ampat. Mungkin terkesan berlebihan, tetapi tidaklah demikian bagi anda yang pernah datang ke sana. Kepulauan Raja Ampat yang terdiri dari gugusan kepulauan besar dan kecil, untaian karang laut, pegunungan, hutan tropis, pantai berpasir putih dan aneka ragam kehidupan satwa di dalamnya membuat Raja Ampat memiliki pemandangan alam yang sulit tertandingi keindahannya.
Untaian keindahan alam Raja Ampat terangkai indah bagaikan rangkaian mutiara yang akan mampu mempesona siapa saja yang melihatnya. Tidaklah mudah untuk menemukan rangkaian kata yang tepat untuk bisa benar-benar melukiskan keindahannya. Pemandangan Raja Ampat adalah pemandangan alam yang akan membuat hati anda bergetar, nafas menjadi tertahan dan kulit anda merinding ketika anda menatapnya. Keindahannya akan mampu membuat sebagian dari anda yang untuk  menitikkan air mata demi mengagumi betapa megah dan pemurahnya Sang Pencipta memberikan karunia kekayaan alam kepada kepulauan Raja Ampat.

SURGA BAGI PARA PENYELAM

                Sepertinya tidak berlebihan bila Raja Ampat disebut sebagai "surga untuk para penyelam". Letak geografis kepulauan Raja Ampat yang berada di pusat segitiga terumbu karang dunia membuat perairan Raja Ampat kaya akan keanekaragaman hayati bawah laut. Dengan suhu air laut rata-rata 22 o -30o Celsius, perairan Raja Ampat memiliki kekayaan 603 jenis terumbu karang keras. Jumlah ini yang merupakan 75% dari jumlah jenisterumbu karang yang ada di dunia. Dari berbagai hasil penelitian yang di antaranya dilakukan oleh beberapa badan konservasi alam dunia seperti Conservation International dan Nature Conservancy,  perairan laut Raja Ampat diestimasikan memiliki kekayaan 1397 jenis ikan. Tidaklah salah bila perairan Raja Ampat disebut sebagai "Ibukota untuk Ikan di Dunia".

                Selain ikan, di perairan laut di kepulauan Raja Ampat terdapat pula 60 jenis udang karang, 699 jenis hewan lunak (jenis moluska) yang terdiri atas 530 siput-siputan (Gastropoda), 159 kerangkerangan (bivalva), 2 Scaphopoda, 5 cumi-cumian (Cephalopoda), dan 3 Chiton. Kekayaan ini menjadikan kepulauan Raja Ampat sebagai kawasan pulau-pulau kecil yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang luar biasa besar dan tingginya. (sumber: Profil Ragam Wisata Kabupaten Raja Ampat). Kekayaan aneka ragam kehidupan bawah laut yang ada di perairan aut Raja Ampat ini menempatkan Raja Ampat menjadi salah satu tujuan wisata selam yang paling diminati oleh penggiat olahraga scuba diving di dunia.

SURGA UNTUK SATWA LANGKA

            Kekayaan alam kepulauan Raja Ampat bukan hanya ada di perairan tetapi juga di atas daratan.  Karakter daratan di mana tidak ada gunung atau pegunungan yang melampaui ketinggian 1000 meter, menjadikan hutan di daratan Raja Ampat tergolong sebagai hutan dataran rendah. Keanekaragaman satwa liar yang hidup di hutan-hutan di kaya sekali jenisnya. Kelestarian ragam habitat kehidupan satwa liar ini dilindungi dalam wilayah cagar alam. Terdapat 4 buah cagar alam yang ada di Kabupaten Raja Ampat yaitu:
1. Cagar Alam Pulau Waigeo Barat 
2. Cagar Alam Pulau Batanta Barat
3. Cagar Alam Pulau Salawati Utara
4. Cagar Alam Pulau Misool Selatan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kawasan Cagar Alam Waigeo Barat, tercatat lebih dari 171 jenis burung dan 27 jenis mamalia diantaranya bandikut (Echymipera kalubu), kus-kus bertotol (Phalanger maculatus), oposum bergaris (Dactylopsila trivirgata), kalelawar, dan tikus pohon.ditemukan. Sedangkan survey di wilayah cagar Alam Misool Selatan mencatat kehidupan 159 jenis burung diantaranya 4 jenis burung cendrawasih dan 5 jenis kelelawar.
Selain itu, hutan-hutan di Raja Ampat juga merupakan surga untuk banyak sekali jenis burung langka yang dilindungi kelestariannya. Di antaranya adalah burung kakatua putih jambul kuning (Cacatua galerita), raja udang hutan (Halcyon macleayii), julang irian (Aceros plicatus), kakatua raja (Probosciger aterrimus), bayan (Eclectus roratus), nuri merah kepala hitam (Lorius lory), mambruk viktoria (Goura victoria), kasuari, cendrawasih (Paradisaea sp.), dan maleo (Magrocephalus maleo).  (Sumber: Pesona Ragam Wisata Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 2009).
            Dari berbagai lokasi tersebut di atas  lokasi Yenwaupnor, Sawinggrai, Yenbeser, dan Pulau Gam adalah lokasi yang tergolong mudah dijangkau untuk menyaksikan kehidupan satwa liar khususnya habitat satwa burung. Bila anda beruntung, anda akan dapat melihat sendiri keindahan satwa burung yang sedang bermain-main di tepi pantai berpasir putih atau terbang dan berkicau di pepohonan di sekitar anda.
Kekayaan aneka ragam hayati yang menakjubkan baik di bawah laut maupun di atas daratan ini menjadikan Kepulauan Raja Ampat sebagai Surga untuk kegiatan ekowisata, baik kegiatan wisata bawah laut maupun kegiatan wisata di atas daratan.  Raja Ampat memiliki semua keindahannya.



Rabu, 11 Desember 2013

Flores: Pulau Komodo



Pada tahun 1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn van Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti.
Tahun 2009, Taman Nasional Komodo dinobatkan menjadi finalis "New Seven Wonders of Nature" yang baru diumumkan pada tahun 2010 melalui voting secara online di www.N7W.com.Pada tanggal 11 November 2011, New 7 Wonders telah mengumumkan pemenang sementara, dan Taman Nasional Komodo masuk kedalam jajaran pemenang tersebut bersama dengan, Hutan Amazon, Teluk Halong, Air Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa, dan Table Mountain. Taman Nasional Komodo mendapatkan suara terbanyak
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.
Pulau Komodo juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang
Para wisatawan, baik lokal dan mancanegara, sering berkunjung ke Pulau Komodo. Terlebih bagi wisatawan yang memang gemar bertualang di tempat terbuka. Dikabarkan, ada sekitar 2.800 wisatawan yang berkunjung dari awal tahun 2008 hingga bulan Juni 2008. Kebanyakan dari mereka berasal dari luar negeri. Antara lain dari Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Prancis, Inggris, Australia, dan Rusia. Keindahan alam Pulau Komodo tercermin dari kondisi hutan yang asri. Termasuk juga hutan bakaunya. Hutan bakau menjadi salah satu keistimewaan Pulau Komodo. Mengapa demikian? Sebab hutan itu tetap terlihat hijau meski musim kemarau tiba. Keindahan panorama alam Pulau Komodo, juga terlihat di daerah pesisir pantai dan lautnya. Kondisi air laut di perairan Pulau Komodo, jernih. Keindahan biota di laut juga tak kalah memukaunya dengan panorama darat. Nah, agar kelestarian pulau itu tetap terjaga, Pemerintah Indonesia menjadikannya taman nasional. Peresmiannya dilakukan pada tahun 1980. Nama taman nasional itu adalah Taman Nasional Komodo (TNK). Untuk diketahui, selain Pulau Komodo, wilayah TNK juga meliputi Pulau Rinca dan Pulau Padar. Luas wilayah TNK sekitar 1817 kilometer persegi. Taman nasional ini berfungsi untuk melindungi hewan komodo beserta lingkungan hidupnya. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kehadiran Taman Nasional Komodo yang menjadi salah satu nominator kompetisi voting populer “New 7 Wonder” saat ini cukup mengundang daya tarik. Kontroversi yang menyertai ajang tersebut tentu sama sekali tidak berpengaruh pada upaya-upaya intensif untuk terus menjaga kelestarian taman yang pada 1986 ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia. Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo. Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.
Komodo yang dikenal dengan nama ilmiah Varanus komodoensis adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Oleh penduduk setempat, komodo kerap disebut Ora. Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup. Komodo ditemukan pada 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional didirikan untuk melindungi mereka. Sebenarnya daya tarik Taman Nasional Komodo tidak semata-mata oleh kehadiran Komodo belaka. Seperti yang saya kutip dari situs resmi Kementerian Kehutanan yang mengelola situs Taman Nasional Komodo ini, panorama savana dan pemandangan bawah laut merupakan daya tarik pendukung yang potensial.
Kalau biasanya kita bermain di pantai yang berpasir cokelat atau putih, kali ini kita akan menemukan pantai dengan pasir berwarna pink! Hanya ada 7 buah pantai berpasir pink di dunia ini, salah satunya di Pulau Komodo. Pasir pink ini berkat campuran pasir putih dan merah. Warna merah sendiri konon katanya berasal dari serpihan koral merah yang hancur. Yang jelas, pantai ini masih sangat bersih dan indah.

Di sini kita bisa melihat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia. Selain itu, buat kita yang hobi snorkeling, di sini juga surganya ikan dan terumbu karang. Setidaknya terdapat 253 spesies karang pembentuk terumbu, 70 spesies sponge, dan 1.000 spesies ikan. Di sanalah tempat hidup dugong, hiu, 14 jenis paus, lumba-lumba, dan kura-kura.

Pangandaran: Green Canyon



Jika merasa terlalu jauh berkunjung ke Grand Canyon yang ada di Amerika sana, sekarang Anda tidak perlu terlalu kecewa lagi. Indonesia ternyata juga memiliki Green Canyon sendiri yang tak kalah cantiknya. Sebenarnya tempat ini punya nama asli yaitu Cukang Taneuh. Nama Green Canyon sendiri dipopulerkan oleh seorang warga Perancis pada tahun 1993. Sedangkan Cukang Taneuh punya arti yaitu jembatan tanah. Hal itu dikarenakan di atas lembah dan jurang Green Canyon terdapat jembatan dari tanah yang digunakan oleh para petani di sekitar sana untuk menuju kebun mereka.

Green Canyon Indonesia ini terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. Dari Kota Ciamis sendiri berjarak sekitar 130 km atau jika dari Pangandaran berjarak sekitar 31 km. Di dekat objek wisata ini terdapat objek wisata Batukaras serta Lapangan Terbang Nusawiru.

Objek wisata mengagumkan ini sebenarnya merupakan aliran dari sungai Cijulang yang melintas menembus gua yang penuh dengan keindahan pesona stalaktif dan stalakmitnya. Selain itu daerah ini juga diapit oleh dua bukit, juga dengan banyaknya bebatuan dan rerimbunan pepohonan. Semuanya itu membentuk seperti suatu lukisan alam yang begitu unik dan begitu menantang untuk dijelajahi.

Green Canyon menyimpan pesona luar biasa. Perpaduan antara sungai, lembah hijau, hutan lindung, dan aneka stalaktit-stalakmit. Keindahan berbalut kesunyian, bagai surga yang tersembunyi. Green Canyon mulai dikembangkan pada tahun 1989, namun pada awalnya belum memiliki dermaga, sehingga banyak perahu yang berebutan penumpang. Tapi setelah dikelola oleh Kompepar dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat, perahu yang boleh beroperasi dibatasi hanya 20 perahu perhari. Perahu itu milik masyarakat disini, ada sekitar kurang lebih 90 perahu yang terdaftar. Green Canyon atau sering disebut oleh masyarakat setempat Cukang Taneuh yang berarti jembatan tanah, terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. Jaraknya sekitar 31 kilometer dari Pangandaran atau sekitar 393 Km dari Jakarta. Nama Green Canyon sendiri sebenarnya dipopulerkan oleh Frank dan Astrid, turis dari Perancis dan Swiss, yang pada tahun 1990 datang ke Cukang Taneuh. Dari dermaga Cisereuh, wisatawan menyusuri sungai yang airnya berwarna kehijauan. Perahu hanya bisa mengangkut penumpang maksimal lima orang saja dan diawaki oleh dua orang yang bertugas mengoperasikan motor dan satu lagi mengatur arah dan menjaga penumpang di depan. Sepanjang perjalanan sesekali terlihat biawak berenang di pinggir sungai lalu menghilang ke semak-semak. Sungai Cijulang memang membelah hutan lindung yang masih lebat ditumbuhi pepohonan dan didiami oleh binatang liar salah satunya biawak. Jarak dari dermaga ke Cukang Taneuh sekitar 3 kilometer atau ditempuh dalam 15 menit. Walaupun siang itu matahari menyengat tapi udara terasa sejuk, mungkin suplai oksigen dari hutan sekitar memberikan kesejukan dan kenyamanan. Setibanya di Cukang Taneuh Tidak kurang dari 10 perahu telah bersandar di mulut goa. Ternyata perjalanan tadi belum seberapa, pemandangan fenomena lainnya masih tersimpan di dalamnya. Sebenarnya Sungai Cijulang ini membelah tebing, tapi ada bagian dimana terbentuk jembatan tanah yang menghubungkan bagian atas kedua tebing. Masyarakat setempat menamakan daerah wisata itu Cukang Taneuh yang artinya jembatan tanah. Setelah turun dari perahu dan menapaki bebatuan untuk melewati bagian dasar jembatan tanah tersebut, nampaklah keindahan alam. Di kedua sisi sungai menjulang tebing yang hijau, dibeberapa bagian terdapat stalaktit dan stalakmit, serta relief-relief dinding tebing yang terbentuk alami selama jutaan tahun makin membuat wisatawan berdecak kagum.
Tidak hanya itu, bila wisatawan ingin menyaksikan pemandangan yang lebih indah lagi bisa berenang sekitar 100 m ke dalam dengan menggunakan pelampung. Begitu sampai, pemandangan paling menakjubkan terpampang dihadapan, gemericik air yang tiada henti menyerupai hujan membasahi dinding tebing dan bebatuan. Daerah ini disebut Hujan Abadi, karena walalupun kemarau, air yang keluar dari dinding tebing ini tidak pernah surut. Masih belum habis mengagumi dan mengabadikan keindahan ini, selain itu anda anda akan diajak untuk naik ke tebing setinggi 15 meter menuju kolam pemandian. Konon dipercaya siapapun yang mandi di tempat itu akan awet muda, lancar jodoh dan rejekinya.
Untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari dermaga Ciseureuh. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3km, yang bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca. Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal.

Begitu terlihat jeram dengan alur yang sempit yang sulit dilewati oleh perahu berarti sudah sampai di mulut Green Canyon, di mana airnya sangat jernih berwarna kebiru-biruan. Di sinilah awal petualangan menjelajah keindahan objek wisata ini dimulai. Dari sini wisatawan dapat melanjutkan perjalanan ke atas dengan berenang atau merayap di tepi batu. Disediakan ban dan pelampung bagi yang memilih untuk berenang. Meski harus menempuh cara seperti ini, perjalanan dijamin sepenuhnya aman. Bahkan untuk anak-anak 6 tahun ke atas cukup aman untuk menyusuri aliran sungai dengan menggunakan ban dan dipandu oleh pemilik perahu yang disewa.

Perjalanan akan terus berada dalam cekungan dinding terjal di kanan kiri aliran sungai. Dinding-dinding untuk menyajikan keindahan tersendiri, yang paling unik berbentuk menyerupai sebuah gua yang atapnya sudah runtuh. Selain itu di bagian atas beberapa kali pengunjung akan melewati stalaktit-stalaktit yang masih dialiri tetesan air tanah. Setelah beberapa ratus meter berenang, akan terlihat beberapa air terjun kecil di bagian kiri kanan yang begitu menawan. Jika diteruskan berenang maka pengunjung akan sampai pada ujung jalan, di mana terdapat gua yang dihuni oleh banyak kelelawar.

Alur aliran sungai ini cukup panjang, sehingga pengunjung dapat berenang sepuas-puasnya sambil mengikuti arus dari air terjun. Selain pemandangan indah di atas permukaan air, Green Canyon akan menjadi surga tersendiri bagi yang suka menyelam. Tinggal membawa beberapa alat selam, pemandangan menakjubkan cekungan-cekungan di dalam air siap untuk ditelusuri dan dinikmati, lengkap dengan beragamnya ikan-ikan yang berenang ke sana kemari di dasar lubuk. Bagi yang suka menantang adrenalin, dapat meloncat dari sebuah batu besar dengan ketinggian 5m ke dasar lubuk yang dalam.

Bagi Anda yang benar-benar ingin menikmati keindahan objek wisata Green Canyon harus paham dengan musim-musimnya. Karena saat terbaik untuk bisa menikmati keindahaan objek wisata ini adalah beberapa saat setelah masuk musim kemarau. Karena jika pada musim hujan, dikhawatirkan deras sungai dan warna airnya pun akan menjadi coklat.

Sebelum Anda memutuskan untuk ke Green Canyon, sebaiknya terlebih dahulu menyiapkan uang tunai yang cukup. Pasalnya, disana tidakada bank atau ATM. Untuk ATM, tempat penginapan dan fasilitas akomodasi yang lengkap bisa Anda dapatkan di Pangandaran.

Untuk akses berperahu, disana tersedia armada perahu yang cukup banyak. Ada sekitar 100 unit perahu yang dapat mengantarkan Anda untuk menelusuri objek wisata ini. Pada setiap perahu akan dilengkapi seorang juru dan tugas batu untuk memandu Anda dalam perjalanan.

Rute perjalanan yang harus ditempuh untuk menuju Green Canyon yaitu :

Dari JAKARTA dan BANDUNG,

Anda bisa mengikuti Rute Arah ke Jawa Tengah dengan melalui Kota Tasik-Ciamis Kota-Kota Banjar- Pangandaran.

Dari JAWA TIMUR dan JAWA TENGAH,

Untuk JAWA TIMUR anda dapat menuju Arah JAWA TENGAH terlebih dahulu, lalu dilanjutkan untuk mengambil jalur ke Jawa Barat dengan mengikuti jalur Arah (Purworejo-Kebumen-Wangon-Banjar- Pangandaran-Ciamis).

Bagi Anda yang menggunakan kendaraan umum, tentunya tidak usah repot memikirkan rute. Karena sopir akan membawa Anda Langsung ke Pangandaran(Green Canyon). Tapi yang perlu diperhatikan yaitu tempat Anda Menginap disana, anda bisa memilih penginapan yang terdapat di hotel-hotel yang tersedia banyak di Pangandaran atau bisa juga menginap di objek wisata Batukaras yang sangat berdekatan dengan Green Canyon. (untuk data informasi hotel anda bisa lihat pada list hotel yang tesedia di situs ini).

Selamat Menikmati Liburan Panjang dengan Keluarga Anda, Kunjungi dan Nikmati Potensi Objek Wisata Kabupaten Ciamis yang lain, yang tidak kalah menariknya dengan Green Canyon.

TIKET MASUK OBJEK WISATA CUKANG TANEUH (GREEN CANYON)
a. Tiket Perahu Rp.125.000,-
  • kapasitas 1 perahu isi maks 6 orang,
  • balita terhitung 1 orang
  • buka setiap hari jam 08.00-17.00 WIB
  • hari jum`at buka mulai jam 13.00 WIB

Sabtu, 23 November 2013

Maros




Goa Leang-leang


Wisata situs bersejarah goa purba di Leang Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
Goa leang leang memberikan gambaran  kehidupan manusia masa lampau, deretan gua-gua yang ada di hamparan pegunungan batu itu sangat menarik perhatian terutama para ilmuwan.
Lokasi Goa leang leang dapat ditempuh dari Bandara Sultan Hasanuddin dengan  menggunakan angkutan umum . Jalanan menuju tempat itu tidak terlalu bagus, tapi pemandangan di sekitarnya sangat indah  Batu-batuan besar berwarna hitam bertumpuk rapi di lapangan luas dengan pemandangan batu karakteristik yang sangat khas.
Di kawasan Goa Leang Leang itu, ada dua gua yaitu gua PettaE dan Petta Kere. Dua gua itu letaknya tidak berjauhan. Gua pertama tampak sewaktu memasuki kawasan disekitarnya terdapat rumah penduduk sebagai tempat beristirahat.

Gua PettaE , pintu gua dipagari besi setinggi 1500 cm. Dari pintu itu, gambar tangan sudah terlihat karena gua itu memang tidak terlalu dalam. ada lima gambar telapak tangan, tapi hanya  tiga yang utuh. Selain telapak tangan, ada pula babi rusa dan sebuah mata tombak yang semuanya berwarna merah.
Pada gua Petta Kere. dapat ditempuh dengan berjalan kaki, kurang lebih 300 meter  dari Gua PettaE. Ada dua jalur yang dapat ditempuh. Jalur pertama menggunakan jalan yang sudah baik, jalur kedua melewati anak tangga di antara batu-batuan menyempit. dengan ketinggian  sekitar 20 meter dari permukaan tanah. disiapkan tangga besi berbelok .
Selain gambar-gambar pada dinding gua, di sekitar gua itu juga ditemukan sampah dapur berupa kulit kerang dan keong yang berserakan.
Selain kedua Gua tersebut masih banyak lagi gua lainnya mungkin ada ratusan Gua .

Tentang gambar tangan, ada tradisi purba masyarakat setempat yang menyebutkan, gambar tangan dengan jari lengkap bermakna sebagai penolak bala, sementara tangan dengan empat jari saja berarti ungkapan berdukacita. Gambar itu dibuat dengan cara menempelkan tangan ke dinding gua, lalu disemprotkan dengan cairan berwarna merah. Sat pewarna ini mungkin  dari mineral merah (hematite) yang banyak terdapat di sekitar gua (di batu-batuan dan di dasar sungai di sekitar gua), ada pula yang mengatakan dengan batu-batuan dari getah pohon yang dikunyah seperti sirih.
Menurut sejarah, gambar tangan  itu merupakan tangan perempuan. Usian gambar itu lebih dari 5.000 tahun. Ukurannya tidak terlalu besar dan konon dibuat dalam waktu yang tidak bersamaan.
Goa ini menyimpan gambar yang lebih banyak . Ada sekitar 27 gambar telapak tangan, tapi yang terlihat utuh hanya sekitar 17 gambar. Sebuah gambar babi rusa gemuk terkapar dengan sebilah tombak menghunus ke jantung.
Kawasan Goa leang-leang telah di tetapkan oleh UNESCO sebagai Taman Batu Prasejarah Terbesar ke-2 setelah Cina.